Saat tak ada lagi pengaruh kata-kata
pori-pori seolah menutup
ciptakan racun dari nafas-nafasku
aku beku
Tak perah kelu lidahku
tak pernah letih ragaku
hanya norma membelenggu
aku menangisimu
Warna bunga-bunga kusam semua
langit jua
ombak sesal menerjang; menenggelamkan
buihnya bercerai berai lalu menyatu
ada raut wajah--selalu kurindu
Bila tetap aku terombang-ambing
hingga parit hitam terdalam
tidak mengapa sayangku
sebab semoga dengan ini kau tahu
aku menyayangmu
Aku beku tapi tidak hatiku
tidak jiwaku
Boyke Alit
16 Juli 2011
Sabtu, 30 Juli 2011
Betinaku
Semampai
kulit putih dan mata tajam
Aneh gelak tawa menawan hati
tahukah?
lebih cantik bila marah
Semampai
dunia bergemuruh kala melangkah
Hidung mancung
aku rindu
Bibir tipis selalu tampak manis
Astaga; merayu menggoda
Semampai
bodoh, membodohi
lemah tak tertutupi
dermawan dalam tamak
Astaga; aku jatuh hati
Betinaku
ini bukan puisi
ini aku padamu
Betinaku
aku ingin darahmu dalam nadi putra-putriku
aku ingin darimu mereka mengerti langit dan bumi
nanti betinaku
nanti
Boyke Alit
01 Jauari 2011
kulit putih dan mata tajam
Aneh gelak tawa menawan hati
tahukah?
lebih cantik bila marah
Semampai
dunia bergemuruh kala melangkah
Hidung mancung
aku rindu
Bibir tipis selalu tampak manis
Astaga; merayu menggoda
Semampai
bodoh, membodohi
lemah tak tertutupi
dermawan dalam tamak
Astaga; aku jatuh hati
Betinaku
ini bukan puisi
ini aku padamu
Betinaku
aku ingin darahmu dalam nadi putra-putriku
aku ingin darimu mereka mengerti langit dan bumi
nanti betinaku
nanti
Boyke Alit
01 Jauari 2011
Rabu, 13 Juli 2011
yang Pucat
Dalam malam yang pucat
Ada kata-kata terucap dalam hati saja
Di beranda malam yang pucat, aku tak diam saja
Raga tak berbentur
tak berolah kata
tak ada jejak tercetak
tapi semoga jiwa saling menyelami
saling mengingat
dalam hening
dalam sunyi
hingga nanti
Di beranda di malam yang pucat, aku tak sendiri
Boyke Alit
14 Juli 2011
Ada kata-kata terucap dalam hati saja
Di beranda malam yang pucat, aku tak diam saja
Raga tak berbentur
tak berolah kata
tak ada jejak tercetak
tapi semoga jiwa saling menyelami
saling mengingat
dalam hening
dalam sunyi
hingga nanti
Di beranda di malam yang pucat, aku tak sendiri
Boyke Alit
14 Juli 2011
Jumat, 08 Juli 2011
RINDU
Titahku pada segala yang bergantung di langit
tak pernah tuntas
tak berkesudahan
Mereka tak mau kembali
bulan bintang
awan-awan
langitku sepi
Hai pencuri hatiku
sempitkah ruangmu
bulan bintang
awan-awan tak pernah kembali
bawa kabar tentangmu
Senyum sajalah
biar ku tahu kau baik saja
dari semilir angin malam itu
Ayolah
biar senang hatiku
biar tenang jiwaku
Seperti mereka asyik menatap wajahmu
Aku bersungguh
tolonglah
tersenyumlah
biar hilang cemasku
biar pudar bayangku
tentang mereka yang menangis melihat dukamu
Boyke Alit
16 Oktober 2010
tak pernah tuntas
tak berkesudahan
Mereka tak mau kembali
bulan bintang
awan-awan
langitku sepi
Hai pencuri hatiku
sempitkah ruangmu
bulan bintang
awan-awan tak pernah kembali
bawa kabar tentangmu
Senyum sajalah
biar ku tahu kau baik saja
dari semilir angin malam itu
Ayolah
biar senang hatiku
biar tenang jiwaku
Seperti mereka asyik menatap wajahmu
Aku bersungguh
tolonglah
tersenyumlah
biar hilang cemasku
biar pudar bayangku
tentang mereka yang menangis melihat dukamu
Boyke Alit
16 Oktober 2010
KARENA & OLEHMU
Siang malam
tak ada gerak
Dingin hangat
segala masih diam
Luang sempit
tetap saja sunyi
tak ada debu beranjak
Potret di atas meja
memaku segala
tapi tidak jiwaku
Ia mencair ke dalam hati
Manis pahit masa lalu membaur
Harap dan cemas tentang cita berdiri mengangkang
menantang
Aku bergerak
beranjak
Boyke Alit
03 Juli 2011
tak ada gerak
Dingin hangat
segala masih diam
Luang sempit
tetap saja sunyi
tak ada debu beranjak
Potret di atas meja
memaku segala
tapi tidak jiwaku
Ia mencair ke dalam hati
Manis pahit masa lalu membaur
Harap dan cemas tentang cita berdiri mengangkang
menantang
Aku bergerak
beranjak
Boyke Alit
03 Juli 2011
Langganan:
Komentar (Atom)